ROTI BAKAR DAN SELAI LIMBAH
Roti bakar adalah cemilan yang sehat sekaligus
mengenyangkan, tak heran banyak orang yang gemar mengonsumsi panganan ini namun,
anda kini harus berhati-hati karena para oknum penjual roti bakar curang masih
bertebaran roti yang sudah kadaluarsa mereka olah kembali untuk dijual. Tidak
hanya roti mereka juga menggunakan selai yang terbuat dari nanas busuk sebagai
pelengkap roti bakar dagangannya. Apa jadinya jika kudapan sehat penuh gizi nan
lezat ini berbalut berbagai kecurangan.
“kalau saya kan carinya yang agak murah ya jadi saya jadinya
ya kalau di bilang kadaluarsa. Biasanya suka udah ada jamurnya gitu, itu kan
daripada dibuang kalau dibakar dan tidak kelihatan.” Ungkap Ijah, pedagang roti
bakar berbahaya.
Pengakuan yang mengejutkan itu keluar dari mulut Ijah salah
satu oknum pedagang roti bakar curang. Ijah menggunakan roti yang dibuang
pabrik karna sudah kadaluarsa dan berjamur. Roti limbah itu di kumpulkan iIah
untuk diolah kembali dan kemudian dijual. Ijah mendapatkan roti yang
dikembalikan pedagang roti karna sudah basi dan tidak laku dijual dari oknum
karyawan pabrik roti tersebut demi mendapat keuntungan berlipat roti yang
seharusnya menjadi limbah malah dijual kembali.
“kalau beli kan saya ada yang kenal dengan yang kerja disana
jadi bisa lewat orang itu. Kalau sudah ada yang kadaluarsa bisa minta
dipisahkan ya nanti diambil.”
Untuk mengumpulkan limbah roti pun tidaklah mudah
ketersediaan roti kadaluarsa itu pun tidak selalu ada setiap saat. Ijah tak
jarang menggunakan roti berkualitas baik jika tidak ada stok selain membuat
konsumen tidak curiga.
“kalau yang masih bagus harganya 3 ribu satu kotak, itu
kalau yang udah jamur harganya satu kantong plastik besar bisa 20.000, jadi
gimana banyak barang gitu. Jadi gak bisa nentuin saya pesan berapa gak bisa
tergantung dari sananya.”
Ijah pun mengajak tim reportase inverstigasi mengikutinya
berbelanja roti kadaluarsa di sebuah pabrik roti langganannya melalui
kenalannya tersebut Ijah bisa dapat jatah roti kadaluarsa. Di pabrik sang oknum
karyawan curang sudah menunggu dengan uang sebesar Rp 20.000 ijah bisa membawa
pulang 1 plastik besar roti limbah. Kepada oknum pegawai pabrik itu pun Ijah
tidak pernah mengaku menjual roti bakar, ia berdalih roti-roti kadaluarsa
tersebut dijadikan sebagai campuran pakan ternak.
“buat ternak apa saya bilangnya punya ternak bebek jadi buat
pakan ternak bebek buat campuran makanannya. “
Setelah membeli roti Ijah kemudian mengajak kami membeli
berbagai kebutuhan lain di pasar juga bahan baku selai untuk bumbu roti
bakarnya. Bahan-bahan seperti nanas, coklat, mentega dan keju ia beli dipasar
di dekat rumahnya, ironisnya ijah kembali menggunakan bahan baku pembuat selai
dari bahan tak layak konsumsi. Untuk selai nanas misalnya ijah memakai nanas
yang sedikit busuk, alasannya tentu memangkas biaya produksi.
Roti bakar memang panganan khas
pengganjal perut yang banyak disukai, selain untuk menunda lapar cita rasanya
yang lezat menjadikan panganan ini diburu sebagai teman ngobrol ataupun minum
kopi, berbagai rupa rasa selaipun tersedia untuk membuat roti bakar menjadi
lebih baik. Namun apa jadinya jika kudapan sehat penuh gizi nan lezat ini
berbalut berbagai kecurangan.
Lagi-lagi demi untung besar berbagai kecurangan di lakukan oknum pedagang
nakal,selai yang terbuat dari buah nanas yang hampir busuk pun mereka olah
kembali menjadi beraneka selai buah.
Roti bakar akan tambah nikmat bila diolesi selai buah
diatasnya, namun apa yang terjadi bila selai buah nan nikmat itu terbuat dari
buah nanas yang nyaris busuk bukan cuma itu, pewarna, pemanis buatan pun
ditambahkan pelaku ke dalam adonannya.
“kan kalau selai itu dari nanas nah saya belinya yang ada
busuk busuknya jadi dari satu selain nanas saya bikin jadi beberapa macam bisa
jadi selai stroberi, anggur atau blueberry.”
Itulah pengakuan lain yang keluar dari mulut Ijah, ia
mengaku bisa membuat selai jenis lain dari bahan baku nanas setengah busuk
tersebut . “kalau saya fikir kan karna dipakai juga dikit kadang juga dibakar
mungkin kumannya udah mati, jadi gak apa2 sedikit ini kok pakainya,”
Dipasar ijah sudah punya
langganan tetap yang selalu menyiapkan buah nanas sisa ataupun nanas rusak,
harga yang didapatpun cukup miring. Ijah bisa mendapatkan nanas dengan hampir
sepertiga harga biasanya.
“udah ada langganan di
pasar kan jadi saya tinggal kesana kalau ada banyak suka disimpan, saya
bilangnya juga buat binatang jadi suka dipisahkan tapi saya juga biar tidak
curiga saya juga beli yang bagusnya 1 atau 2 gitu.”
Ijah pun menunjukkan
kepada kami bagaimana ia membuat selai stroberi dari bahan baku nanas dengan
mudah ijah membuat selai hanya dengan tambahan air terigu dan pewarna merah,
untuk memberikan aroma ijah menambahkan esesse atau perasa dan aroma stroberi
ke adonan selai buatannya ijah tak lupa untuk menambahkan pemanis buatan untuk
mengurangi penggunaan gula yang harganya melambung tinggi. Beberapa zat kimia
berbahaya seperti boraks, pewarna tekstil juga pemanis buatan ada di selai
stroberi ijah.
“kan ada itu perasa terus
dari warnanya saya suka tambahin pake onthan juga biar agak mencolokkan
warnanya gitu kalau stroberi merah gitu kan kalau nanas kan warna aslinya
kuning jadi lebih gampang mewarnainya terus tidak pakai takaran juga kalau
menurut saya sudah merah stroberi sudah cukup berarti jadi tidak ada takarannya
juga.”
Soal rasa Ijah tak terlalu
peduli menurutnya rasa selai tersebut akan tidak terlalu kentara karna rasa
coklat yang biasanya menjadi tambahan isi akan lebih dominan di lidah konsumen.
Menjelang malam Ijah sudah berada di warung tempat ia berjualan setiap harinya Ijah berjualan di sebuah warung tak jauh dari rumahnya. Sudah 3 tahun lebih ia
berjualan di tempat ini, pelanggannya pun berasal dari berbagai kalangan ijah
mengaku sebelumnya berjualan tanpa kecurangan namun keuntungan yang kecil
membuatnya memilih berdagang dengan cara seperti sekarang ini.
“dulu awalnya saya pakai
yang bagus cuman tidak tertutup yang bukan rugi tapi sedikit untungnya malah
capek sampe malem tapi dapetnya sedikit.”
Ijah
tak pernah menganggap bahaya berbagai bahan campuran yang ia tambahkan
tersebut, ijah juga tak melarang bila ada keluarga dan anaknya mengkonsumsi
roti bakar buatannya.
“gapapa sih biasa aja gitu engga sih iya soalnya kalo sama
anak kan ngerengek pengen ini udah di bikinin aja. Iya misalnya kalo mau jualan
mau pergi pengen roti ya dibikinin aja.”
Sayangi diri dan kelurga
anda dengan teliti serta cermat dalam memilih makanan yang akan kita konsumsi.
Jangan terkecoh dengan warna yang menarik atau harga yang murah karna kesehatan
anda menjadi taruhannya.
SUMBER : TRANSTV, reportase
investigasi