Jumat, 28 Oktober 2016

INTEPRETASI BERITA



 
BANJIR SETELAH HUJAN

Hujan Deras, Jalan Pasteur Bandung Banjir bak Sungai

Hujan deras yang mengguyur Kota Bandung siang ini, senin (24/10/2016), membuat Jalan Pasteur berubah menjadi ‘sungai’. Banjir cileuncang yang menyergap pintu masuk Kota Bandung ini merendam ban mobil yang melintas.

Berdasarkan kiriman foto dari pembaca detik.com, Heny Firdawati, Jalan Pasteur menjadi ‘lautan’. Paling parah depan mal BTC, ketinggian air sampai merendam ban mobil. Bahkan motor yang memaksa untuk melintas menjadi mogok.

Hanya beberapa kendaraan yang berani melintas. “Pasteur banjir parah, sebaiknya jangan lewat sini,” ujar Heny yang kantornya berada di Jalan Pasteur ini. Saat ini, hujan masih turun meski tidak lagi deras.

INTERPRETASI


Melalui pemberitaan tersebut, bahwa banjir menjadi masalah yang sulit diatasi dan perlu dicarikan solusi nyata untuk menyelesaikannya. Solusi itu perlu dilakukan oleh semua pihak, tidak hanya pemerintah. Selain itu, keadaan lingkungan alam saat ini sudah tidak seimbang. Semakin sering banjir terjadi seharusnya semakin cepat kita memahami bahwa banjir menjadi tanda bahwa keadaan alam sudah rusak. Kerusakan alam tersebut tentu dilakukan oleh manusia, salah satunya dengan membuang sampah sembarangan. Akibatnya, sungai penuh dengan sampah dan saat hujan datang,  air sulit mendapatkan tempat untuk mengalir.
  





SUMBER: DETIKNEWS



TAJUK RENCANA BELAJAR



KEKERASAN PADA ANAK

Akhir-akhir ini terjadi peningkatan angka kekerasan terhadap anak. Ironisnya, kekerasan itu sendiri justru dilakukan oleh kalangan dewasa. Padahal seharusnya kaum dewasa memberikan pendidikan dan pelajaran serta pengayoman kepada anak-anak. Namun apa yang terjadi justru sebaliknya, anak-anak kerap diperlakukan secara tidak manusiawi oleh kaum dewasa.


Kebanyakan dari kita selalu mempercayai orang-orang terdekat untuk menjaga anak kita. Tapi ini bukan lah suatu yang wajib diteruskan kebanyak kasus yang dapat dilihat dimana perlakuan orang dewasa terhadap anak seringkali di luar batas kewajaran. Kemarahan seringkali menjadi alasan orang dewasa dalam menghukum anak. Padahal kemarahan tak pernah menyelesaikan masalah. Kemarahan hanya akan menimbulkam masalah baru yang mungkin lebih pelik dibandingkan masalah awal.
  
Faktor lain yang menyebabkan kekerasan terhadap anak antara lain yaitu faktor ekonomi dari keluarga, serta faktor dari komunikasi antara keluarga dan anak yang menyebabkan tidak saling mengerti satu sama lain. Terkadang anak-anak mengalami luka yang serius di bagian badan nya yang ironisnya hingga mengakibatkan tewasnya anak tersebut. Ini menarik perhatian komisi perlindungan anak untuk ikut bercampur tangan dalam menangani masalah kekerasan yang terus terjadi di Indonesia.

Jumat, 07 Oktober 2016

INVESTIGASI


ROTI BAKAR DAN SELAI LIMBAH

Roti bakar adalah cemilan yang sehat sekaligus mengenyangkan, tak heran banyak orang yang gemar mengonsumsi panganan ini namun, anda kini harus berhati-hati karena para oknum penjual roti bakar curang masih bertebaran roti yang sudah kadaluarsa mereka olah kembali untuk dijual. Tidak hanya roti mereka juga menggunakan selai yang terbuat dari nanas busuk sebagai pelengkap roti bakar dagangannya. Apa jadinya jika kudapan sehat penuh gizi nan lezat ini berbalut berbagai kecurangan.

“kalau saya kan carinya yang agak murah ya jadi saya jadinya ya kalau di bilang kadaluarsa. Biasanya suka udah ada jamurnya gitu, itu kan daripada dibuang kalau dibakar dan tidak kelihatan.” Ungkap Ijah, pedagang roti bakar berbahaya.

Pengakuan yang mengejutkan itu keluar dari mulut Ijah salah satu oknum pedagang roti bakar curang. Ijah menggunakan roti yang dibuang pabrik karna sudah kadaluarsa dan berjamur. Roti limbah itu di kumpulkan iIah untuk diolah kembali dan kemudian dijual. Ijah mendapatkan roti yang dikembalikan pedagang roti karna sudah basi dan tidak laku dijual dari oknum karyawan pabrik roti tersebut demi mendapat keuntungan berlipat roti yang seharusnya menjadi limbah malah dijual kembali.

“kalau beli kan saya ada yang kenal dengan yang kerja disana jadi bisa lewat orang itu. Kalau sudah ada yang kadaluarsa bisa minta dipisahkan ya nanti diambil.”
Untuk mengumpulkan limbah roti pun tidaklah mudah ketersediaan roti kadaluarsa itu pun tidak selalu ada setiap saat. Ijah tak jarang menggunakan roti berkualitas baik jika tidak ada stok selain membuat konsumen tidak curiga.

“kalau yang masih bagus harganya 3 ribu satu kotak, itu kalau yang udah jamur harganya satu kantong plastik besar bisa 20.000, jadi gimana banyak barang gitu. Jadi gak bisa nentuin saya pesan berapa gak bisa tergantung dari sananya.”

Ijah pun mengajak tim reportase inverstigasi mengikutinya berbelanja roti kadaluarsa di sebuah pabrik roti langganannya melalui kenalannya tersebut Ijah bisa dapat jatah roti kadaluarsa. Di pabrik sang oknum karyawan curang sudah menunggu dengan uang sebesar Rp 20.000 ijah bisa membawa pulang 1 plastik besar roti limbah. Kepada oknum pegawai pabrik itu pun Ijah tidak pernah mengaku menjual roti bakar, ia berdalih roti-roti kadaluarsa tersebut dijadikan sebagai campuran pakan ternak.
“buat ternak apa saya bilangnya punya ternak bebek jadi buat pakan ternak bebek buat campuran makanannya. “

Setelah membeli roti Ijah kemudian mengajak kami membeli berbagai kebutuhan lain di pasar juga bahan baku selai untuk bumbu roti bakarnya. Bahan-bahan seperti nanas, coklat, mentega dan keju ia beli dipasar di dekat rumahnya, ironisnya ijah kembali menggunakan bahan baku pembuat selai dari bahan tak layak konsumsi. Untuk selai nanas misalnya ijah memakai nanas yang sedikit busuk, alasannya tentu memangkas biaya produksi.
 
Roti bakar memang panganan khas pengganjal perut yang banyak disukai, selain untuk menunda lapar cita rasanya yang lezat menjadikan panganan ini diburu sebagai teman ngobrol ataupun minum kopi, berbagai rupa rasa selaipun tersedia untuk membuat roti bakar menjadi lebih baik. Namun apa jadinya jika kudapan sehat penuh gizi nan lezat ini berbalut berbagai kecurangan.
Lagi-lagi demi untung besar berbagai kecurangan di lakukan oknum pedagang nakal,selai yang terbuat dari buah nanas yang hampir busuk pun mereka olah kembali menjadi beraneka selai buah.
Roti bakar akan tambah nikmat bila diolesi selai buah diatasnya, namun apa yang terjadi bila selai buah nan nikmat itu terbuat dari buah nanas yang nyaris busuk bukan cuma itu, pewarna, pemanis buatan pun ditambahkan pelaku ke dalam adonannya.

“kan kalau selai itu dari nanas nah saya belinya yang ada busuk busuknya jadi dari satu selain nanas saya bikin jadi beberapa macam bisa jadi selai stroberi, anggur atau blueberry.”

Itulah pengakuan lain yang keluar dari mulut Ijah, ia mengaku bisa membuat selai jenis lain dari bahan baku nanas setengah busuk tersebut . “kalau saya fikir kan karna dipakai juga dikit kadang juga dibakar mungkin kumannya udah mati, jadi gak apa2 sedikit ini kok pakainya,”

Dipasar ijah sudah punya langganan tetap yang selalu menyiapkan buah nanas sisa ataupun nanas rusak, harga yang didapatpun cukup miring. Ijah bisa mendapatkan nanas dengan hampir sepertiga harga biasanya.

“udah ada langganan di pasar kan jadi saya tinggal kesana kalau ada banyak suka disimpan, saya bilangnya juga buat binatang jadi suka dipisahkan tapi saya juga biar tidak curiga saya juga beli yang bagusnya 1 atau 2 gitu.”

Ijah pun menunjukkan kepada kami bagaimana ia membuat selai stroberi dari bahan baku nanas dengan mudah ijah membuat selai hanya dengan tambahan air terigu dan pewarna merah, untuk memberikan aroma ijah menambahkan esesse atau perasa dan aroma stroberi ke adonan selai buatannya ijah tak lupa untuk menambahkan pemanis buatan untuk mengurangi penggunaan gula yang harganya melambung tinggi. Beberapa zat kimia berbahaya seperti boraks, pewarna tekstil juga pemanis buatan ada di selai stroberi ijah.

“kan ada itu perasa terus dari warnanya saya suka tambahin pake onthan juga biar agak mencolokkan warnanya gitu kalau stroberi merah gitu kan kalau nanas kan warna aslinya kuning jadi lebih gampang mewarnainya terus tidak pakai takaran juga kalau menurut saya sudah merah stroberi sudah cukup berarti jadi tidak ada takarannya juga.”

Soal rasa Ijah tak terlalu peduli menurutnya rasa selai tersebut akan tidak terlalu kentara karna rasa coklat yang biasanya menjadi tambahan isi akan lebih dominan di lidah konsumen. Menjelang malam Ijah sudah berada di warung tempat ia berjualan setiap harinya Ijah berjualan di sebuah warung tak jauh dari rumahnya. Sudah 3 tahun lebih ia berjualan di tempat ini, pelanggannya pun berasal dari berbagai kalangan ijah mengaku sebelumnya berjualan tanpa kecurangan namun keuntungan yang kecil membuatnya memilih berdagang dengan cara seperti sekarang ini.

“dulu awalnya saya pakai yang bagus cuman tidak tertutup yang bukan rugi tapi sedikit untungnya malah capek sampe malem tapi dapetnya sedikit.”
 
Ijah tak pernah menganggap bahaya berbagai bahan campuran yang ia tambahkan tersebut, ijah juga tak melarang bila ada keluarga dan anaknya mengkonsumsi roti bakar buatannya. 

“gapapa sih biasa aja gitu engga sih iya soalnya kalo sama anak kan ngerengek pengen ini udah di bikinin aja. Iya misalnya kalo mau jualan mau pergi pengen roti ya dibikinin aja.”

Sayangi diri dan kelurga anda dengan teliti serta cermat dalam memilih makanan yang akan kita konsumsi. Jangan terkecoh dengan warna yang menarik atau harga yang murah karna kesehatan anda menjadi taruhannya.






SUMBER : TRANSTV, reportase investigasi